Jumat, 11 Januari 2019

Ilmu Sosial Dasar Tugas 1


BAB I
DISKRIMINASI

1.1            Pengertian
Apa yang dimaksud dengan diskriminasi? Pengertian diskriminasi adalah suatu sikap, perilaku, dan tindakan yang tidak adil atau tidak seimbang yang dilakukan oleh individu atau kelompok terhadap individu atau kelompok lainnya.

1.2            Jenis dan Tipe
Adapun jenis dan tipe diskriminasi adalah sebagai berikut:
·         Diskriminasi langsung, Ini adalah suatu bentuk diskriminasi dimana hukum, peraturan, atau kebijakan dibuat dengan menyebutkan secara jelas karakteristik tertentu. Misalnya agama, ras, jenis kelamin, kondisi fisik, sehingga sebagian orang tidak mendapatkan peluang yang sama.
·         Diskriminasi tidak langsung, Tipe diskriminasi ini terjadi ketika suatu peraturan yang sifatnya netral namun dalam pelaksanaannya di lapangan terjadi diskriminasi terhadap masyarakat yang memiliki karakteritik tertentu.

1.3            Contoh bentuk diskriminasi
Adapun beberapa contoh bentuk diskriminasi adalah sebagai berikut:
1.      Contoh diskriminasi gender; menetapkan gaji yang lebih rendah kepada tenaga kerja wanita dibanding pria meskipun tugas dan tanggungjawabnya sama.
2.      Contoh diskriminasi ras; menutup peluang kerja suatu jenis pekerjaan bagi ras tertentu sehingga tidak ada kesetaraan pada jenis pekerjaan tersebut.
3.      Contoh diskriminasi agama; mempersulit atau menghambat proses kegiatan keagamaan lain di suatu daerah dengan alasan mayoritas penduduk di daerah tersebut adalah agama yang berbeda.
4.      Contoh diskriminasi sosial; pelayanan berbeda atas fasilitas umum (misalnya fasilitas kesehatan) terhadap masyarakat yang kaya dan masyarakat yang kurang mampu.









BAB II
INTEGRASI

2.1     Pengertian
Integrasi adalah proses penyatuan dari sisi kedaulatan wilayah menjadi satu kesatuan yang berlandasan azas yang sama. 

2.2 Macam-macam Integrasi
Proses integrasi tidak terjadi begitu saja, tetapi merupakan suatu proses yang panjangdalam waktu yang cukup lama, dan berikut ini macam-macam integrasi :

     a. Integrasi Kebudayaan.
         Integrasi kebudayaan adalah penyusaian diantara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga mencapai keserasian fungsi dalam kehidupan bermasyarakat.

     b. Integrasi Sosial.
         Integrasi sosial merupakan penyusaian diantara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan sosial sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan  yang serasi bagi masyarakat tersebut.

     c. Integrasi Nasional        
Integrasi nasional adalah proses penyusaian diantara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan dimasyarakat secara nasional sehingga menghasilkan suatupola kehidupan yang serasi fungsinya bagi masyarakat tersebut.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PERTENTANGAN SOSIAL/ KONFLIK

 

 

3.1     Pengertian Konflik Menurut Para Ahli :

1.      Pengertian konflik menurut Gillin (1948)
Proses sosial antar individu maupun kelompok dalam mecapai tujuan dengan pertentangan secara langsung dengan kekerasan dan ancaman.

2.      Pengertian konflik menurut Max Waber (1968)
Konflik adalah tindakan yang dilakukan secara sengaja untuk melaksanakan kehendak satu pihak dengan cara perlawanan ke pihak lain.

3.      Pengertian konflik menurut Taquiri (1997)
Warisan kehidupan sosial yang berlaku untuk berbagai keadaan ketidak setujuaan, kontroversi dan pertentangan antar pihak pihak tertentu.

4.      Pengertian konflik menurut Soerono Soekanto
Yang terakhir pengertian konflik para ahli yaitu proses sosial individu atau kelompok untuk mendapatkan tujuannya dengan cara menentang pihak lawan dengan ancaman
dan kekerasan.

3.2     Penyebab Konflik Sosial di Masyarakat :
·         Perbedaan individu
Perbedaan yang meyangkut perasaan, pendapat atau ide persoalan harga diri. Perbedaan kebiasaan dapat menimbulkan kebencian sebagai faktor utama timbulnya konflik sosial.

·         Perbedaan kebudayaan
Keperibadian individu di bentuk tergantung dengan kondisi lingkungan keluarga dan masyarakatnya. Setiap individu memiliki nilai sosial yang berbeda – beda. Apa yang dilakukan suatu kelompok belum tentu dilakukan oleh kelompok lain. Jika pada hal ini setiap individu tidak mempunyai rasa menghargai sesame akan terjadi konflik sosial.

·         Perbedaan kepentingan
Perbedaan kepentingan mengenai kepentingan politik, ekonomi maupun sosial setiap individu atau kelompok memiliki tujuan yang brbeda, seringkali dari hal ini timbul konlik antar individu maupun kelompok.

·         Perbedaan sosial
Perbedaan sosial yang terjadi terlalu cepat sangat mempengaruhi keseimbangan sistem nilai dan norma yang berlaku di lingkungan masyarakat. Dan konflik ini dapat terjadi karena ketik susaian dengan harapan individu atau kelompok dengan kenyataan sosial yang ada.



3.3       Contoh Konflik Sosial di Indonesia :
·         Konflik di Lampung
Yang terjadi suku lampung dengan suku bali, konflik ini di latar belakang i adanya kesenjangan sosial terutama masalah ekonomi.

·         Konflik di papua
Yang terjadi karena perebutan kekukasan dan eksistensi rasa tau suku di daerah itu. Kurang lebihnya ada 1 masalahkonflik setiap setahun sekali.

·         Konflik di jawa barat
Terjadi antar organisasi FPI dengan GMBI pada tahun 2017 pada konflik ini benar tidak memakan korban akan tetapi menyebabkan banyak kerugian material.

·         Konflik di Jakarta
Terjadi pada tahun 1998 yang dikarenakan munculnya penolakan yang mengatasnamankan privumi dengan mengusir, pemerkosaan dan pencurian terhadap etnis cina.


 

 

 

 

 









 


BAB IV

ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI (IPTEK)


4.1     Pengertian IPTEK
IPTEK adalah akronim dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dimana dari akronim tersebut mempunyai artinya sendiri, baik Ilmu, Pengetahuan, maupun Teknologi.
Ilmu dapatlah dipandang sebagai produk, sebagai proses, dan sebagai paradigma etika.

  1. Ilmu dipandang sebagai proses karena ilmu merupakan hasil dari kegiatan sosial, yang berusaha memahami alam, manusia dan perilakuknya baik secara individu atau kelompok.
  2. Ilmu sebagai produk artinya ilmu diperoleh dari hasil metode keilmuan yang diakui secara umum dan sifatnya yang universal. Oleh karena itu ilmu dapat diuji kebenarannya, sehingga tidak mustahil suatu teori yang sudah mapan suatu saat dapat ditumbangkan oleh teori lain.
  3. Ilmu sebagai paradigma ilmu, karena ilmu selain universal, komunal, juga alat meyakinkan sekaligus dapat skeptis, tidak begitu saja mudah menerima kebenaran.

Ilmu pengetahuan pada dasarnya memiliki tiga komponen penyangga tubuh pengetahuan yang disusun sebagai berikut:
  1. Ontologis, dapat diartikan sebagai hakikat apa yang dikaji oleh pengetahuan, sehingga jelas ruang lingkup wujud yang menjadi objek penelaahannya, dengan kata lain ontologis merupakan objek formal dari suatu pengetahuan
  2. Epistemologis, dapat diartikan sebagai cara bagaimana materi pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi tubuh pengetahuan
  3. Aksiologis, merupakan asas menggunakan ilmu pengetahuan atau fungsi dari ilmu pengetahuan.

Teknologi, teknologi merupakan berasal dari bahasa Yunani, yaitu tekne, yang berari pekerjaan, dan logos, berarti suatu studi peralatan, prosedur dan metode yang digunakan pada berbagai cabang industri. Berikut ini definisi teknologi menurut para ahli :
a.       Menurut Prayitno dalam Ilyas (2001), teknologi adalah seluruh perangkat ide, metode, teknik benda-benda material yang digunakan dalam waktu dan tempat tertentu maupun untuk memenuhi kebutuhan manusia
b.      Menurut Mardikanto (1993), teknologi adalah suatu perilaku produk, informasi dan praktek-praktek baru yang belum banyak diketahui, diterima dan digunakan atau diterapkan oleh sebagian warga masyarakat dalam suatu lokasi tertentu dalam rangka mendorong terjadinya perubahan individu dan atau seluruh warga masyarakat yangbersangkutan.
c.       Menurut Jaques Ellul memberi arti teknologi sebagai ”keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap bidang kegiatan manusia”. Pengertian teknologi secara umum adalah:
  1. proses yang meningkatkan nilai tambah
  2. produk yang digunakan dan dihasilkan untuk memudahkan dan meningkatkan kinerja
BAB IV
KEMISKINAN

4.1       Pengertian Kemiskinan 
Adalah suatu kondisi dimana seseorang tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan dasarnya seperti pangan, sandang, tempat tinggal, pendidikan, dan kesehatan yang layak.
Secara kuantitatif, kemiskinan merupakan suatu keadaan dimana taraf hidup manusia serba kekurangan atau “tidak memiliki harta beda. Sedangkan secara kualitati, pengertian kemiskinan adalah keadaan hidup manusia yang tidak layak.
Kemiskinan sangat berhubungan dengan masalah kesejahteraan masyarakat dan menjadi tingkat minimum yang didapatkan berdasarkan standar hidup masyarakat di suatu negara. Kemiskinan sudah menjadi masalah global, dimana setiap negara memiliki anggota masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan.

4.2     Jenis-Jenis Kemiskinan

Secara umum, ada beberapa jenis kemiskinan yang ada di masyarakat. Berikut ini adalah jenis-jenis dan contoh kemiskinan tersebut:

1. Kemiskinan Subjektif

Jenis kemiskian ini terjadi karena seseorang memiliki dasar pemikiran sendiri dengan beranggapan bahwa kebutuhannya belum terpenuhi secara cukup, walaupun orang tersebut tidak terlalu miskin.
Contohnya: pengemis musiman yang muncul di kota-kota besar.

2. Kemiskinan Absolut

Jenis kemiskinan ini adalah bentuk kemiskinan dimana seseorang/ keluarga memiliki penghasilan di bawah standar kelayakan atau di bawah garis kemiskinan. Pendapatannya tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan, pendidikan, dan kesehatan.
Contoh kemiskinan absolut: keluarga yang kurang mampu.

3. Kemiskinan Relatif

Jenis kemiskinan ini adalah bentuk kemiskinan yang terjadi karena pengaruh kebijakan pembangunan yang belum menyentuh semua lapisan masyarakat. Kebijakan tersebut menimbulkan ketimpangan penghasilan dan standar kesejahteraan.
Contohnya: banyaknya pengangguran karena lapangan pekerjaan sedikit.

4. Kemiskinan Alamiah

Ini merupakan kemiskinan yang terjadi karena alam sekitarnya langka akan sumber daya alam. Hal ini menyebabkan masyarakat setempat memiliki produktivitas yang rendah.
Contohnya: masyarakat di benua Afrika yang tanahnya kering dan tandus.

5. Kemiskinan Kultural

Ini adalah kemiskinan yang terjadi sebagai akibat kebiasaan atau sikap masyarakat dengan budaya santai dan tidak mau memperbaiki taraf hidupnya seperti masyarakat modern.
Contohnya: suku Badui yang teguh mempertahankan adat istiadat dan menolak kemajuan jaman.

6. Kemiskinan Struktural

Kemiskinan ini terjadi karena struktur sosial tidak mampu menghubungkan masyarakat dengan sumber daya yang ada.
Contohnya: masyarakat Papua yang tidak mendapatkan manfaat dari Freeport.

4.3     Faktor Penyebab Kemiskinan

Setelah memahami pengertian kemiskinan dan jenis-jenisnya, maka kita juga perlu mengetahui apa penyebanya. Berikut ini adalah beberapa faktor penyebab kemiskinan yang paling umum:

1. Laju Pertumbuhan Penduduk

Angka kelahiran yang tinggi akan mengakibatkan laju pertumbuhan penduduk suatu negara menjadi besar. Bila laju pertumbuhan ini tidak sebanding dengan pertumbuhan ekonomi, maka hal ini akan mengakibatkan angka kemiskinan akan semakin meningkat di suatu negara.

 

2. Angka Pengangguran Tinggi

Lapangan kerja yang terbatas menyebabkan angka pengangguran di suatu negara menjadi tinggi. Semakin banyak pengangguran maka angka kemiskinan juga akan meningkat.
Peningkatan angka pengangguran juga dapat menimbulkan masalah lain yang meresahkan masyarakat. Misalnya munculnya pelaku tindak kejahatan, pengemis, dan lain-lain.

3. Tingkat Pendidikan yang Rendah

Masyarakat yang tingkat pendidikannya rendah cenderung tidak memiliki keterampilan, wawasan, dan pengetahuan yang memadai. Sehingga mereka tidak bisa bersaing dengan masyarakat yang berpendidikan tinggi di dunia kerja maupun dunia usaha. Hal ini kemudian membuat angka pengangguran dan kemiskinan menjadi bertambah.

4. Bencana Alam

Bencana alam merupakan faktor penyebab kemiskinan yang tidak dapat dicegah karena berasal dari alam. Bencana alam seperti tsunami, banjir, tanah longsor, dan lain-lain, akan menimbulkan kerusakan pada infrastruktur maupun psikologis.
Peristiwa bencana alam yang besar dapat mengakibatkan masyarakat mengalami kemiskinan karena kehilangan harta.

5. Distribusi yang Tidak Merata

Ketidaksamaan pola kepemilikian sumber daya akan menimbulkan ketimpangan dalam distribusi pendapatan. Pada umumnya, masyarakat yang hanya memiliki sumber daya terbatas dan berkualitas rendah berada di bawah garis kemiskinan.

4.4     Dampak Kemiskinan

Pada umumnya kemiskinan akan memberikan dampak negatif bagi masyarakat. Berikut ini adalah beberapa dampak kemiskinan yang sering terjadi:

1. Kriminalitas Meningkat

Kemiskinan seringkali dikaitkan dengan kriminalitas. Bukan tanpa sebab, karena masyarakat miskin cenderung melakukan apa saja untuk memenuhi kebuhtuhan hidup mereka, termasuk melakukan kriminalitas. Beberapa bentuk kriminalitas tersebut yaitu pencurian, perampokan, begal, penipuan, bahkan pembunuhan.

2. Angka Kematian yang Tinggi

Masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan umumnya tidak mendapatkan akses kesehatan yang memadai. Hal ini menyebabkan tingginya angka kematian pada masyarakat miskin.
Selain itu, gizi yang buruk juga merupakan masalah yang sering terjadi pada masyarakat miskin. Asupan gizi yang kurang menyebabkan kesehatan dan perkembangan fisik masyarakat miskin sangat buruk.

3. Akses Pendidikan Tertutup

Biaya pendidikan yang cukup tinggi mengakibatkan masyarakat miskin tidak dapat menjangkau dunia pendidikan. Hal ini semakin memperburuk situasi masyarakat yang kekurangan karena kurangnya pendidikan membuat mereka tidak bisa bersaing dan tidak bisa bangkit dari keterpurukan.

4. Pengangguran Semakin Banyak

Masyarakat miskin yang tidak mendapatkan akses pendidikan akan sulit bersaing di dunia kerja maupun usaha. Hal ini kemudian akan menyebabkan pengangguran semakin meningkat.

5. Munculnya Konflik di Masyarakat

Rasa kecewa dan ketidakpuasan masyarakat miskin biasanya dilampiaskan dengan berbagai tindakan anarkis. Bahkan seringkali konflik bernuansa SARA timbul di masyarakat sebagai cara pelampiasan kekecewaan masyarakat miskin.























BAB V
LEMBAGA AGAMA

5.1     Pengertian Lembaga Agama

Pengertian lembaga agama adalah lembaga mengatur kehidupan manusia. Hal ini sebagimana yang diungkapkan oleh para ahli, salah satunya tokoh sosiologi Emile Durkheim yang menyatakan bahwa agama adalah suatu sistem kepercayaan dan tingkah laku yang berhubungan dengan hal-hal yang dianggap sakral dan dilarang.
Definisi lembaga agama ini tentusaja mempersatukan semua penganutnya menjadi satu komunitas moral berdasarkan nilai-nilai bersama. Agama sebagai suatu kepercayaan memuat ajaran dan petunjuk agar penganutnya selamat di dunia dan pada kehidupan selanjutnya.
Agama juga merupakan seperangkat hukuman atau aturan tingkah laku yang selalu mengacu kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agama yang diakui di Indonesia adalah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu.

5.2     Ciri-Ciri Lembaga Agama

Lembaga agama memiliki beberapa ciri sebagai berikut.
  1. Merupakan sistem keyakinan.
  2. Merupakan perwujudan sesuatu yang diyakini sebagai hal gaib.
  3. Menjadi pendorong, penggerak, dan pengendali perilaku.
  4. Mempersatukan umat.
  5. Bertujuan memuliakan umatnya.

5.3     Peran dan Fungsi Lembaga Agama

Peran dan fungsi lembaga agama secara garis besarnya dibedakan menjadi dua, yaitu manifes (nyata) dan later (tersembunyi).

5.4     Fungsi Manifes Lembaga Agama

Adapun fungsi manifes lembaga agama sebagai berikut.

·         Edukatif

Lembaga agama mengajarkan dan membenikan pendidikan moral (berfungsi edukatif) bagi pemeluknya tentang hal-hal yang baik atau buruk sebagai pedoman tingkah laku pemeluknya. Ajaran agama memberikan penjelasan mengenai tindakan yang harus dilakukan dan dihindari oleh umat beragama

·         Penyelamat

Melalui lembaga agama setiap masyarakat memiliki keyakinan akan terselamatkan kehidupannya baik di dunia maupun pada kehidupan selanjutnya. Setiap manusia tidak terhindar dan berbagai masalah dalam kehidupannya sehingga agama dapat menjadi penyelamat manusia.

 

·         Pengawas Sosial

Lembaga agama berperan Iangsung untuk mewujudkan keteraturan sosial dalam kehidupan bermasyarakat melalui larangan-larangan yang ada dalam kitab suci setiap agama. Dalam kitab suci dan ajaran agama terdapat sanksi yang kelak akan diterima apabila masyarakat melanggarnya.

·         Persaudaraan

Lembaga agama mampu mempertemukan kelompok atau golongan manusia yang heterogen dalam hal kebudayaan, ras, dan suku bangsa ke dalam suatu keluarga besar lembaga agama. Keterikatan persaudaraan terjalin ketika masyarakat merasakan adanya solidaritas dan kesatuan yang kuat karena adanya satu kepercayaan agama tertentu.

1.      Fungsi Laten Lembaga Agama

Fungsi laten lembaga agama adalah memunculkan sikap fanatisme. Anggapan bahwa agama tertentu lebih balk daripada agama lain dapat menimbulkan sikap fanatisme sehingga dapat mengganggu kerukunan dan ketenteraman hidup beragama.

5.5     Contoh Lembaga Agama

Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak agama, tentusaja menciptkaan berbagai lembaga agama. Salah satu contohnya lembaga agama di Indonesia adalah MUI (Majelis Ulama’ Indonesia) yang mengakomodasi dan mengewasi setiap kegiatan agama, khususnya Agama Islam. Begitupula dengan agama lainnya, misalnya saja dalam Agama Kristen adalah Lembaga Agama PGI (Persekutuan Gereja-Gereje Indonesia), dan dalam Agama Katolik ada KWI yang artinya adalah Konferensi Wali Gereja Indonesia. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar